Pedagang Pasar Ngaliyan Tagih Janji Pemkot Semarang

Semarang, Kebakaran yang melahap 12 kios di pasar Ngaliyan Semarang, telah menyebabkan beberapa pedagang terpaksa menggelar dagangannya dengan lapak-lapak sederhana. Sejumlah pedagang mengeluhkan, upaya perbaikan yang dijanjikan pemerintah kota Semarang tidak kunjung juga terrealisasikan. Padahal, beberapa pedagang sudah lama menunggu realisasi perbaikan tersebut.

Namun peristiwa nahas dua hari yang lalu, kiranya telah menjadi pelajaran pahit bagi semua pihak. Terutama bagi pemerintah kota Semarang yang sampai saat ini sebagaimana diungkapkan Sunarti, salah satu pedagang di pasar Ngaliyan kurang serius dalam penanganan permasalahan perbaikan pasar. Bahkan terkesan main-main.

Di sisi lain, peristiwa terbakarnya pasar Ngaliyan ini juga telah membuat sebagian pedagang menderita kerugian. Iwan Tripurnomo misalnya, ia mengaku akibat peristiwa tersebut ia menderita kerugian materi sekitar 200 juta lebih. Bahkan ia mengaku, untuk membuka kembali usaha yang sudah rintisnya sejak tahun 1985 ini ia tidak memiliki kemampuan modal untuk dapat mengembalikannya seperti sediakala.

Namun demikian, terkait penyebab terjadinya kebakaran tersebut kini di tengah-tengah masyarakat berkembang pula indikasi mengenai keterkaitan dengan proyek pelebaran jalan yang direncanakan oleh pemerintah kota Semarang. Sunarti (45 tahun) mengaku "Sehari sebelum kebakaran, kami sudah sepakat untuk mengadakan rapat membahas mengenai pelebaran jalan. Sebenarnya kami tidak keberatan jika kami harus kena pelebaran jalan, kami tidak keberatan. Tapi sebelum rapat itu jadi, tahu-tahu sudah kebakaran dulu. Katanya karena gangguan listrik."

Hal senada juga diungkapkan Iwan (35 tahun) "Kalau kami harus pindah tidak masalah. Hanya saja kami ingin pemerintah kota Semarang kasih ganti rugi yang tidak memberatkan kami untuk buka usaha lagi. Kalau karena arus pendek, dan instalasi listrik yang terpasang di kompleks pasar ini saling menyambung itu sudah umum. Dimana pun sama."

Namun di sisi lain, Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Tomi Yarmawan menyangkal hal tersebut. Dia justru menyatakan bahwa kejadian tempo hari tidak ada unsur rekayasa dan lebih dikarenakan adanya unsur ketidaksengajaan atau kecelakaan. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tidak menyangkut-pautkan persoalan ini dengan masalah pelebaran jalan. [Ribut Achwandi_Reporter Trijaya FM Semarang]

Komentar