Pemkot Semarang "Nyerah", Rob Tak Kenal "Lelah"

Semarang, Penanganan rob dan banjir yang dilakukan pemerintah Kota Semarang hingga kini belun juga membuahkan hasil yang cukup menggembirakan warga. Bahkan muncul adanya anggapan pemerintah Kota Semarang tidak serius dalam menangani bencana yang terus menjadi langganan warga pinggiran kota Semarang, terutama yang tinggal di kawasan pesisir utara Semarang. Bahkan saking tidak sabarnya mereka menunggu ketidakpastian upaya pemerintah Kota Semarang ini, beberapa perwakilan warga kelurahan Kuningan hari ini kembali mendatangi kantor lurah Kuningan. Mereka merembugkan persoalan bantuan material yang telah mereka terima yang dinilai kurang dapat memenuhi kebutuhan peninggian talut di kawasan Kali Asin yang beberapa waktu lalu sempat menumpahkan luberan air pasang tersebut.

"Bantuan 3 dam truk pasir dan karung plastik kemarin yang dari DPU itu hanya mampu meninggikan talut di sekitar Kali Asin sepanjang 50 meter saja. Untuk ketinggiannya saja hanya 20 cm. Padahal, panjangnya talut di Kali Asin ini mencapai 700 m dan tinggi idealnya 50 cm." kata Lurah Kuningan, Sumardi.

Selama ini upaya peninggian talut sebagai upaya untuk menanggulangi datangnya luberan rob ini terus dilakukan secara swadaya. Beberapa warga bahkan dengan bergotong-royong mengumpulkan dan membangun talut dengan bahan seadanya. Bahkan, upaya mereka ini tidaklah main-main sebagaimana yang dijalankan pemerintah Kota Semarang. Mereka justru dengan kesederhanaan pola kerja ini telah mampu membuahkan peninggian talut sepanjang 210 meter.

"Kalau menurut saya, penanggulangan rob ini seharusnya ada upaya pembangunan total. Artinya, di muara Kali Asin ini harus ditutup dengan menggunakan pintu air dan dipasang pompa air. Ya, warga cuma bisa menunggu realisasinya saja." kata Sumardi.

Namun di sisi lain, penilaian terhadap upaya pemerintah kota Semarang masih bernada sumbang. Bahkan, terkesan pemerintah Kota Semarang telah main lempar tanggung jawab kepada pemerintah pusat dalam menangani masalah rob ini. Menurut Ketua LPMK Kelurahan Kuningan Semarang, Kristanto, "Penanganan masalah rob ini seharusnya tidak mengabaikan pula masalah-masalah sosial dan budaya masyarakat yang merupakan imbas dari penanganan rob yang tidak pernah jelas ini. Pemerintah Kota Semarang seharusnya mampu membaca realitas sosial masyarakat yang hidup di dalam kubangan rob ini. Mereka tidak lagi mampu melakukan aktifitas sehari-harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal ini seharusnya juga dipikirkan. Bukan malah mengatakan ini adalah masalah nasional." [Ribut Achwandi_Reporter Trijaya FM Semarang]

Komentar