Kali Semarang dalam Kenangan

Tak ada rotan, akar pun tak apalah. Pepatah ini nampaknya memiliki kecocokan dengan apa yang tengah dilakukan oleh sebagian warga kelurahan Kuningan, kecamatan Semarang Utara ini. Bagaimana tidak, dengan menerima keadaan yang kadung serba kurang, masyarakat di kawasan tersebut tetap menggelar kegiatan lomba untuk memeriahkan peringatan 17-an. Dalam genangan air sungai yang tidak lagi bersih, warga tetap berinisiatif untuk menggelar kegiatan lomba di kali Semarang yang terkenal dengan robnya itu. Tawa dan sorai kegembiraan pun tetap saja lekat pada wajah mereka biar harus diterpa udara panas yang tak akrab. Nampak mereka puas dengan penyelenggaraan aneka lomba rakyat itu. Sesekali gurauan mereka pun terdengar begitu akrabnya.

'Satu...dua...tiga!' perahu karet pun didayung di atas permukaan air yang keruh. Beberapa ekor bebek yang sengaja dicemplungkan dalam sungai berwarna kehitaman pun tetap menjadi rebutan. Tak peduli gatal ataupun penyakit kulit lainnya. Yang penting 'MERDEKA!'. Begitulah seloroh mereka.

"Kami hanya memanfaatkan sungai yang ada. Kalaupun terbiasa dengan rob, kami pikir itu bisa juga jadi potensi wisata di kota Semarang." ungkap ketua panitia yang kebetulan sebagai ketua RT 3 RW 3 kelurahan Kuningan, Suryadi. Paling tidak, hal tersebut sebuah ungkapan satir yang dicobanya untuk diujarkan sebagai usaha untuk menggugah pemimpin mereka di kota Semarang ini agar lebih peka terhadap kondisi mereka akhir-akhir ini.

Beberapa orang kini nampak telah dapat menangkap beberapa ekor bebek. Alangkah gembiranya. Kegembiraan ini seolah telah menghapuskan kepiluan mereka yang meninggali kawasan yang tak pernah terbebas dari genangan rob. Entah, apa karena sudah tak ada lagi cara mereka untuk membahasakan sebuah sindiran kepada pemerintah atau bagaimana. Yang jelas pemandangan ini sepatutnya menjadi sebuah catatan khusus bagi pemerintah kota Semarang untuk segera melakukan perbaikan kinerja mereka dalam memberikan jaminan kepada masyarakatnya agar terbebas dari genangan rob. Padahal, dulu sungai ini merupakan sungai yang menjadi kebanggaan masyarakat Semarang mengingat pada zaman keemasannya, sungai ini merupakan pintu masuk bagi panglima besar Cina Cheng Ho.

Salam,

Robert Dahlan

Komentar