Orang kota sibuk mengemasi kembali mimpi
mengendap-endap
memburu nasib yang entah kemana pergi
bertarung dengan jarum jam
yang mereka anggap pedang
setengah lima pagi,
orang-orang kota sibuki jalan nasib
yang mulai ramai
riuh oleh keluh
tentang Tuhan yang katanya terlalu kejam
karena telah membuangnya ke dunia ini
menelantarkan mereka
seolah tak pernah mengurusnya dengan baik
setengah lima pagi
dengan terpaksa orang-orang kota terbangun
membangun puing-puing mimpi mereka
yang retak karena keyakinan yang tak jelas
bahwa uang adalah Tuhan
sedang nasib adalah malaikat
sementara diri mereka bukan apa-apa
tanpa apa-apa
setengah lima pagi,
mengendap-endap
memburu nasib yang entah kemana pergi
bertarung dengan jarum jam
yang mereka anggap pedang
setengah lima pagi,
orang-orang kota sibuki jalan nasib
yang mulai ramai
riuh oleh keluh
tentang Tuhan yang katanya terlalu kejam
karena telah membuangnya ke dunia ini
menelantarkan mereka
seolah tak pernah mengurusnya dengan baik
setengah lima pagi
dengan terpaksa orang-orang kota terbangun
membangun puing-puing mimpi mereka
yang retak karena keyakinan yang tak jelas
bahwa uang adalah Tuhan
sedang nasib adalah malaikat
sementara diri mereka bukan apa-apa
tanpa apa-apa
setengah lima pagi,
Komentar